Slash: Vokal Variatif, Gitar Tetap Khas

Bagi Interisti yang mengalami masa remaja di era '90an, pasti mengenal band 'cadas' yang saat itu digandrungi sebagian besar kawula muda dunia, Guns 'N' Roses (GNR). Nah, jika berbicara GNR, pasti tak akan lepas dari sosok pencabik gitarnya, Slash, pria yang tampil dengan rambut keriting unik, beserta topi tingginya. Sekeluarnya dari GNR, Slash tak lantas berhenti begitu saja dari dunia musik. Ia terlihat beberapa kali dalam proyek musisi ternama lain, seperti Santana, Michael Jackson, Stevie Wonder, Lenny Kravitz, dll. Kali ini, giliran Slash sendiri meluncurkan album solo, sambil mengajak beberapa vokalis dan musisi lain untuk berpartisipasi.

Terlahir dengan nama Saul Hudson pada 23 Juli 1965 di Stoke-on-Trent, Staffordshire, Inggris. Sang ibu, Ola Hudson, adalah perempuan berdarah keturunan Negro-Amerika yang bekerja sebagai desainer kostum untuk artis sohor, seperti David Bowie, dan selebritis dunia hiburan lainnya. Sementara ayah Slash adalah seorang Inggris bernama Anthony Hudson, bekerja sebagai pembuat sampul album untuk musisi tak kalah terkenal, seperti Neil Young dan Joni Mitchell.

Sebagai pentolan GNR, Slash tercatat pernah membentuk band 'sakit hati' bernama Slash and The Snakepits, dengan personilnya berupa mantan-mantan GNR seperti Matt Sorum, Gilby Clark dan Dizzy Reed ditambah Mike Inez. Kemudian, pernah pula membentuk Velvet Revolver bersama dengan Matt Sorum dan Duff McKagan, ditemani Scott Weiland (eks Stone Temple Pilots) sebagai vokalis. Jika materi lagu dalam kedua band tersebut sebenarnya adalah lagu-lagu ciptaan Slash yang ditolak oleh Frontman GNR, Axl Rose, fakta ini sebenarnya menunjukkan bakat menciptakan lagu yang luar biasa, disamping 'saktinya' skill bermain gitar Slash.

Sekian tahun berlalu, Slash kali ini kembali mempublikasikan lagu-lagu ciptaannya. Bedanya, kali ini gitaris itu mengajak beberapa musisi kawakan untuk mengisi vokal. Para musisi rock lawas yang muncul seperti Ian Astbury (The Cult), Ozzy Osbourne, Chris Cornell (Audioslave), Dave Grohl (Foo Fighters), hingga Iggy Pop. Lalu para artis rock yang sohor dalam beberapa tahun terakhir, seperti Kid Rock, Adam Levine (Maroon 5), Myles Kennedy (Alter Bridge), dan M Shadows (Avenged Sevenfold). Uniknya lagi, di album yang diberi judul sesuai namanya ini, Slash bahkan mengajak serta Fergie (Black Eyed Peas) dan Cypress Hill.

Asyiknya, nuansa rock 90an sangat kental terdengar dalam album ini. Raungan gitar Slash yang khas berkat kelincahan jarinya menari di atas fret gitar, pasti mengingatkan Interisti pada lagu-lagu lawas GNR. Namun, pemilihan beberapa vokalis berbeda karakter segera mengingatkan Interisti jika musik yang didengar saat ini bukanlah tembang-tembang dari GNR. Komposisi musik ini juga diimbangi olahan alat musik lainnya, seperti gebukan drum dengan variasi ketukan dan tempo yang terdengar lebih modern.

Coba saja Interisti dengarkan track ke-7 yang berjudul "Gotten". Manisnya petikan gitar Slash dipadu dengan suara Adam Levine yang lembut menipu siapapun yang mendengarnya. Interisti pasti akan menyangka sedang mendengarkan lagu terbaru milik Maroon 5. Lalu ketika mendengarkan track ke-9 yang berjudul "Watch This", Slash seolah-olah sedang beradu skill dengan eks penggebuk Nirvana sekaligus gitaris Foo Fighters, Dave Grohl. Kolaborasi keduanya ditambah permainan bass Duff McKagan, menghasilkan musik yang sangat harmonis dan enak dinikmati. Atau jika Interisti beruntung, terdapat CD edisi khusus yang dilengkapi bonus track berupa lagu lama dari GNR yang diaransemen ulang, Paradise City. Di sini Slash berusaha memasukkan paduan unsur hip hop dan penyanyi dari lengkingan Fergie dan Cypress Hill. Sebuah kombinasi unik yang manis!

Abbott's Best Track

Berperan sebagai gitaris utama dalam album ini, vokal Slash bakal jarang Interisti dengar. Wajar jika Interisti merasa album ini lebih menyerupai album kompilasi band-band rock, dengan Slash sebagai gitaris tamu pada setiap lagu. Namun secara keseluruhan, album ini layak dimiliki bagi Interisti yang menyukai musik rock, terutama bagi yang ingin mengenang masa 90an saat musik rock berada di puncak kejayaan. Mendengarkan album ini dengan kaos hitam bergambar band metal, celana jeans sobek, rambut panjang, dan bandana terikat di kepala, akan membuat jiwa metal Interisti lebih menonjol.

Writer: Abbott
Editor: Seindy

(dimuat di www.megadiskon.com)